cassillasanov header

cassillasanov header

Sabtu, 07 Agustus 2010

Tiada Masa Depan bagi Si Jorok

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Kalimat ini sangat terkenal, bahkan saking terkenalnya, sampai-sampai sebagian orang lupa dari mana sumbernya dan makna yang terkandung di dalamnya.

KH Adib Rofiuddin Izza, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjelaskan, kalimat tersebut bukan sekadar slogan, tetapi dikutip dari pernyataan Nabi Muhammad SAW seperti yang tercantum di hadis.


"Di Al Quran jelas ada ayat yang menyebutkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang suci dan bersih. Artinya, orang yang beriman dan percaya kepada Allah, seharusnya selalu menjaga kebersihan," papar pimpinan salah satu pondok pesantren berpengaruh di Jawa itu.

Bersih yang dimaksudkan dalam Al Quran dan hadis tersebut, lanjut Adib, tak terbatas pada kebersihan yang terkait dengan ritual ibadah, seperti wudu atau mandi, melainkan juga kebersihan lingkungan secara umum, termasuk kebersihan kamar mandi atau toilet.

"Namun, budaya bersih itu memang masih kurang di kalangan masyarakat kita. Negara-negara sekuler, seperti AS dan negara-negara Eropa, justru sudah menerapkan budaya bersih sesuai ajaran Islam. Tetapi kita yang mayoritas Islam, kurang memerhatikan kebersihan," ungkap Adib.

Masih rendahnya kesadaran kebersihan masyarakat Indonesia bisa dilihat dari joroknya toilet-toilet umum di negeri ini. Ketua Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) Naning Adiwoso menyebutkan, kebersihan toilet menunjukkan kultur suatu bangsa. Maka, masalah kebersihan toilet pun adalah masalah kultural.

Dalam kultur Indonesia, kata Naning, toilet disebut dengan istilah kamar kecil atau kamar belakang. "Itu sudah menunjukkan bahwa toilet itu sesuatu yang tidak penting. Orang kita menganggap WC itu tak harus bersih," kata Naning yang berprofesi sebagai arsitek.

Mengubah budaya memang tak bisa dilakukan dalam sehari, tetapi Naning yakin budaya buang hajat yang terkait dengan kebersihan toilet dan lingkungan itu bisa diubah. Ia mengambil contoh masyarakat Singapura dan China yang berhasil mengubah budaya buang hajat itu. Singapura, yang dulu juga sangat jorok toiletnya, bisa mengubah budaya masyarakatnya dengan aturan tegas dan ancaman denda.

Sementara Pemerintah China rajin mengampanyekan budaya bersih dalam buang hajat sebagai salah satu persiapan menjadi tuan rumah Olimpiade 2008. "Sampai sopir taksi di Beijing bisa bilang "’if you don’t have a clean toilet, you don’t have future’. Kalau kamu tak punya toilet yang bersih, kamu tak punya masa depan," tutur Naning.
Ya, dari sudut pandang apa pun, orang yang jorok tak akan mempunyai masa depan! (DHF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar